Menulis
adalah seni memahat kata-kata, demikian sebagian penulis mengatakan, sebenarnya
tidak hanya memahat, tapi mencipta nilai (ini yang penting). Dengan
begitu, tulisan hadir bukan sekedar menjadi bahan bacaan, pelepas ‘lapar dan
dahaga’ pikiran atas ilmu pengetahuan. Tulisan hadir untuk memberikan
pencerahan kepada manusia untuk mengenal Allah, sekaligus sebagai wakil tafsir
atas suguhan ayat Kauniyah dan KauliyahNya. “Menulis adalah mencipta kenyataan
atas kenyataan yang tersembunyi untuk menumbuhkan keberanian dalam mengarungi
hidup.” Demikian kata Reni Nuryanti, penulis Biografi Inggit ganarsih dan
istri-istri soekarno.
Jika seseorang berfikir bahwa
membuat karya tulis karena faktor bakat yang dimiliki, maka berarti ia
mempunyai kesalahan besar dan mendasar tentang dunia tulis menulis. Dan sifat
umum dari pekerjaan apapun jika mempunyai awal atau dasar yang salah, maka
sangat sulit untuk meraih hasil yang sempurna. Keyakinan yang salah ini menjadi
faktor atau penyebab paling sering seseorang menyerah terlebih dahulu sebelum
menulis.
Dari menulis, anda bisa
mengembangkan diri sebagai wartawan, reporter, kolumnis, analisis, editor,
redaktur konsultan, penulid buku, copywriter, sekretaris ahli, peneliti,
staf ahli menteri dan lain-lain. Dari dunia menulis pula anda bisa masuk dalam
bisnis media massa seperti koran, tabloid, majalah, penyiar radio, televisi,
penerbitan buku, dan sebagainya. Berjuta peluang dan keuntungan yang menanti
anda dengan profesi sebagai penulis independen.
Dan yang perlu diketahui dalam dunia
tulis menulis kekreatifan adalah menjadi syarat mutlak berproses. Selain proses
waktu, juga dibutuhkan keuletan tersendiri. Yang mana bekal utamanya adalah
ketekunan, kesabaran dan kecerdasan. Tekun artinya kesanggupan untuk terus
bekerja mengatasi segala kerumitan, sabar artinya sanggup untuk berproses dalam
waktu yang panjang, dan cerdas berarti harus siap menjadi pembelajar sepanjang
hidup. Ketiga hal tersebut bisa diketahui, dipelajari dan diwujudkan selama
kita memiliki tekad untuk berhasil. Ada banyak cara untuk menjadi pembelajar
terkait dengan profesi seorang penulis. Bisa secara otodidak, rajin ikut
pelatihan, hobi diskusi dengan para senior dan teman-teman, membaca buku karya
orang lain, dan belajar hidup dan kehidupan dari para penulis senior yang lebih
dulu berpengalaman.
Penulis dan karya-karyanya akan
selalu dibutuhkan sejauh masyarakat itu sendiri sedang bergerak ke arah
kemajuan. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan menggali nilai-nilai etis, etos,
dan juga perilaku melalui bacaan. Di negeri ini sekalipun perkembangan minat
baca dan minat tulis tergolong sangat lambat, tetapi buku tetap menjadi bagian
penting yang selalu mendapat tempat di masyarakat. Setiap tahun selalu ada
generasi yang memiliki minat menjadi kutu buku dan menjadi penulis.
Pertanyaannya melihat kebutuhan
asasi seperti itu, tentunya “Apa yang harus dilakukan seorang penulis? Bagaimana
memproses atau berproses menjadi penulis yang memiliki guna tinggi di
masyarakat? Peluang dan tantangan apa saja yang dihadapi penulis? Bagaimana
mengatasi problematika penulisan? Apa saja yang dibutuhkan untuk menjadikan
kegiatan-menulis kita berkembang? Nah, temukan jawabannya untuk digali lebih
jauh mengenai pertanyaan di atas dalam Buku Genius Menulis, Penerang Batin Para
Penulis yang ditulis oleh Faiz manshur. Sosok penulis yang sudah berpengalaman
dalam dunia kepenulisan maupun penerjemahan di Perusahaan Portalkata Indonesia
ini.
Dalam buku setebal 286 halaman ini
juga diungkap berbagai rahasia bagaimana lentera hati seorang penulis produktif
juga dinyalakan, dimana seorang penulis tidak hanya mampu merakit kata-kata.
Namun kerja batiniahpun dilibatkan agar gugus kata mampu menembus kabut
kebuntuan. Karena suatu saat hati kita gelisah karena ternyata kenyataan getir
sering melakoni hidup ini. Gurun yang gersang. Hari-hari yang terjal, gemuruh
angin menerpa tubuh dan bisikan setan terus berupaya menghentikan langkah kita.
Penulis sepak terjang K.H. Chudori
tegalrejo ini juga menyingkap dalam buku ini Bagaimana mematahkan mitos bakat
dengan kerja keras, mengatasi tekanan pikiran dan batin saat menulis. Menyingkap
evolusi bahasa sebagai pijakan berkarya, mengenal dunia penerbitan dan pasar
buku.
Buku ini dibagi atas lima bagian
yang saling berkesinambungan dalam mengarungi kehidupan menjadi penulis. Bagian
satu mengenai jalan hidup penulis. Bagian kedua menggali potensi, mengemukan
arah. Bagian ketiga tentang hakikat kerjanya. Bagian empat mengenai realitas
penulis, penerbit, dan pasar buku. Bagian kelima termasuk bagian terakhir
tentang memetik kearifan luar.
Pada bagian satu penulis
mengemukakan tiga hal mendasar. Pertama, posisi dan kontribusi seorang
penulis di tengah kehidupan masyarakat. Kedua, keberadaan penulis
terkait dengan uang, pekerjaan dan jati diri. Ketiga, pentingnya
memahami potensi diri dan mengenal hambatan kehidupan seorang penulis.
Agar dapat meraih sukses, orang
harus berpegang pada prinsip, memiliki keyakinan bahwa kita mampu melakukan
sesuatu, dan benar-benar dibuktikan secara nyata dalam wujud karya. Dan
ada beberapa hal yang bisa menjadi cara untuk mengenali dimana letak potensi
dan kelemahan kita, yakni hasrat untuk menyebarkan ilmu pengetahuan melalui
karya tulis, hasrat berpatisipasi pada pengembangan kehidupan, hasrat untuk
membuktikan diri tidak seperti kebanyakan orang yang tidak bisa menulis, hasrat
untuk diakui masyarakat “sebagai orang” melalui karya tulis, dan lain
sebagainya. Tujuan pemetaan ini adalah supaya kita bisa memaksimalkan dan
mempertahankan potensi serta menyingkirkan hambatan-hambatan klasik yang sering
menimpa para penulis.
Setelah mengenal seluk-beluk
kehidupan penulis dalam bagian awal, bagian ke-dua penulis mengemukakan
beberapa solusi terpenting untuk mengatasi problematika pikiran dan perasaan
penulis, memroses kerja secara efektif dan produktif dan bagaimana memotivasi
diri agar terus berkarya dalam jangka panjang, kama qola penulis
buku Genius Menulis, penerang batin para penulis ini sendiri “aku dan naskahku
adalah dua senyawa kimiawi, pertautan keduanya menggerakkan transformasi. (Faiz
Manshur)”.
Pada bagian tiga, penulis mengajak
ke arah pemikiran yang lebih konkret tentang realitas kerja menulis untuk
mendapatkan pemahaman filosofis evolusi bahasa untuk mencapai produktivitas
penyusunan kata, kalimat, paragraf hingga menjadi buku. Kiat menghubungkan gagasan-gagasan
genius dengan teknis penulisan, kiat-kiat praktis melahirkan pemikiran yang
otentik dalam sebuah tulisan, mengatasi masalah pekerjaan dan lingkungan, dan
cara mengubah paradigma berpikir dari kesempitan menjadi kesempatan juga
disebutkan dalam bab ini oleh penulis. Karena penulis berpendapat bahwa menulis
itu butuh teori, yakni teori menuliskan sesuatu yang tidak ada dalam teori.
Sebab teori menulis serupa barang mustahil yang hanya bisa diucapkan tetapi
tidak bisa diwujudkan.
Setelah tiga bagian sebelumnya
membicarakan masalah internal kehidupan penulis, pada bagian empat penulis buku
Genius Menulis-Penerang Batin Para Penulis ini, mencoba mengantarkan untuk
melihat juga ruang lingkup yang lebih luas terkait dengan hubungan karya dengan
pasar buku, hubungan penulis dengan penerbit, dan terobosan kreatif agar naskah
mendapatkan nilai jual luas di masyarakat. Diakui atau tidak, sikap iri atas
kesuksesan penulis lain adalah penyakit pikiran, atau bahkan bisa menjadi
penyakit hati manakala kita tidak punya hati yang lapang untuk mempelajari
mengapa dia sukses sedang kita yang merasa lebih cerdas tidak kunjung
menghasilkan karya sukses.
Faiz Manshur mengajak kita untuk
berguru dan memetik kearifan dunia luar dalam buku ini pada bagian akhir (bagian
lima) sebelum menutup tulisannya. Dengan belajar dari bacaan untuk
mengembangkan wawasan, pengetahuan dan nilai lebih, pergaulan sesama penulis,
ilmuwan dan masyarakat, dan menyikapi karya orang lain dan penulis lain secara
positif untuk bekal berkarya kita dapat melangsungkan produktivitas. Dia
menuturkan bahwa guru yang paling baik adalah pembaca yang mengapresiasi naskah
kita. Karenanya kita bisa belajar untuk memahami apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Golongan penulis terbaik adalah yang kutu buku, karena saking
ambisiusnya, setiap kali membaca orientasinya adalah untuk mendapatkan bahan
bagi munculnya ide, inspirasi atau bisa juga untuk dikutip pada bagian-bagian
yang menarik.
JUDUL BUKU : Genius Menulis : Penerang
Batin Para Penulis
PENULIS : Faiz Manshur
PENERBIT : Nuansa Cendekia,
Bandung
TAHUN TERBIT : Cet. 1, Januari 2012
TEBAL BUKU : 286 Halaman, 15,5 x 23,5 Cm
PERESENSI : Mochamad Toyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar